Friday, January 6, 2012

practical work (culture)


PRACTICAL WORK REPORT
TISSUE CULTURE










Oleh :
KELOMPOK 3







KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Oktober - Desember , 2011
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Sedangkan tahapan-tanhapan dari kultur jaringan itu sendiri dimulai dari pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan, inisiasi kultur, multifikasi dan perbanyakan propagul, pemanjangan tunas dan pertumbuhan akar dan aklimatisasi. Pada saat tahapan-tahapan tersebut berlangsung terutama pada tahapan multifikasi dan elongasi media untuk eksplan harus diganti, pergantian dari media lama ke media baru disebut dengan subkultur. Pada kesempatan kali ini, penulis akan melaporkan hasil praktikum subkultur pada tanaman anggrek
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum ini adalah :
Mahasiswa dapat mengetahui tahapan – tahapan kultur jaringan
Mahasiswa mampu melakukan subkultur pada tanaman anggrek





2. METODOLOGI
2.1  Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
Dissecting set
Lampu Bunsen
Kertas steril
Tissu
Petridish
Botol semprot / hand sprayer
Bahan  yang digunakan :
Media MS0
Planlet bunga krisan yang siap disubkultur
Alkohol 96%
Alkohol 70%
Planlet anggrek yang sudah siap dikultur
Media MS0+arang+sari buah pisang

2.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Melakukan subkultur tanaman anggrek dengan cara :
1. Menyemprot tangan menggunakan alkohol 70% sebelum bekerja.
2. Mengambil kertas steril dan diletakkan pada papan kaca sebagai alas.
3. Mensterilkan media dengan mendekatkannya pada lampu spirtus dan menyiapkannya.
4. Mengambil plantlet tanaman anggrek satu persatu dengan menggunakan pinset, dan membersihkannya dari kotoran maupun sisa media yang terikut pada akar.
5. Memasukkan satu persatu tanaman anggrek kedalam media MS0+arang+jus pisang yang telah disiapkan sebanyak 3 - 5  tunas per botol dan diatur agar tersusun rapi dengan jarak proporsional agar tidak berebutan nutrisi.
6. Menutup botol kultur yang telah ditanami dan memberi label yang berisi informasi tentang nama tanaman, tanggal penanaman, dan nama penanam.
7. Menyimpan botol kultur diruang pertumbuhan.
8. Mengemasi semua alat yang telah digunakan dan mengembalikannya ketempat semula.
9. Melakukan pengamatan terhadap hasil subkultur satu minggu setelah dilaksanakan subkultur.
10. Melakukan diskusi, pembahasan dan membuat laporan praktikum













3. HASIL  PENGAMATAN
Hasil yang didapatkan dari praktikum subkultur ini adalah:
Tanggal Tanam : -
Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2011
Jumlah SK : 20 botol
Jenis Kontaminan :  Pada Media (jamur)
Jumlah Terkontaminasi : 100 %

Dengan hasil pengamatan setelah satu minggu disimpan di ruang pertumbuhan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.










4. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan subkultur anggrek, yang dilakukan dengan memperbanyak anggrek dari yang dikulturkan , dimana subkultur adalah proses penanaman ulang dengan atau tidak adanya proses perbanyakan eksplan ke dalam media yang baru. Pada dasarnya subkultur kita memotong, membelah dan menanam kembali eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Dan  subkultur merupakan tahap kegiatan yang relatif mudah dibandingkan dengan kegiatan lain dalam kultur jaringan. Pada praktikum ini  Untuk tanaman anggrek ini diperbanyak dengan multifikasi tunas, maka subkultur dilakukan dengan memisahkan anakan tanaman dari koloninya .
Pada dasarnya Subkultur dilakukan karena beberapa alasan berikut:
1. Tanaman sudah memenuhi atau sudah setinggi botol
2. Tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga pertumbuhannya berkurang
3. Tanaman mulai kekurangan hara
4. Media dalam botol sudah mengering
Dari hasil yang kita dapat di atas, kita dapat mengetahui kondisi hasil subkultur setelah satu minggu di simpan di ruang pertumbuhan. untuk anggrek ini kondisi awal pada saat subkultur ialah karena kuantitas eksplan pada media sebelumnya sudah sangat padat. Untuk itu diperlukan pergantian media sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal karena tidak kekurangan unsur hara untuk diserap. Pada saat subkultur, tanaman anggrek lebih mudah dan tidak terlalu rentan terhadap cahaya ataupun panas. Selain itu tanaman ini cukup menempel pada media, tidak perlu menancapkan terlalu keras pada media. Hal ini disebabkan akar tanaman anggrek lebih mudah untuk menyesuaikan dengan kondisi media tersebut.
Pada eksplan hasil percobaan tidak didapatkan kontaminasi pada media. Persentase keberhasilan adalah 2 % hingga di minggu pertama. Dimana pada pengamatan di minggu pertama terdapat kontaminasi pada media hamper semua hasil sub kultur hanya 2 botol yang tidak kontaminasi. Dan 2 minggu berikutnya 100 % kontaminasi pada media. Jenis kontaminan yaitu jamur.  Hal ini dimungkinkan karena proses kesterilan tidak  dijaga sehingga kontaminasi tidak dapat diminimalisir. Namun sudah  terdapat dari subkultur yang membentuk tunas baru dan eksplan masih dalam keadaan tetap segar dan hijau, ada juga yang sudah tumbuh beberapa organ , seperti tunas , akar.
Disamping itu , Faktor sterilitas ruangan juga  harus diperhatikan karena sangat menentukan terhadap kontaminasi. Ruangan yang sudah steril dapat saja berubah menjadi tidak steril pada saat musim hujan,sehingga dapat membawa masuknya bakteri dan jamur dari luar, serta dapat meningkatkan kelembaban yang akan mempercepat perkembangan mikroorganisme. Pengambilan meristem sebagai eksplan harus dilakukan dalam ruang steril (aseptik) agar tidak terkontaminasi (Sunarjono, 2002).
















5. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal dalam melakukan subkuktur anggrek ,diantaranya:
a. Subkultur harus dilakukan karena memperhatikan beberapa faktor untuk kelangsungan hidup eksplan tersebut.
b. Lakukan subkultur sebaik mungkin untuk menghindari melukai eksplan ketika dipindahkan ke dalam media baru.
c. Tanaman anggrek (planlet) yang disubkulturkan tersebut semua tidak berhasil , 100 % mengalami kontaminasi baik pada media maupun tanamannya, namun penampakan planlet masih terlihat hijau dan segar, beberapa tumbuh tunas.
d. Kecepatan dan ketepatan ketika melakukan subkultur berpengaruh terhadapa hasil yang didapatkan.





DAFTAR PUSTAKA

______, 2005. [online] artikel “Budidaya Tanaman Anggrek” tersedia di : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/ , diunduh pada Jum’at, 17 Desember 2010, pukul 16.40 WIB
Wetherell, 1976 [online] dokumen “ Tahapan-tahapan Kultur Jaringan” tersedia di www.kultujaringan.blogspot.com diunduh pada sabtu 20 November 2010, pukul 17.00 WIB
Yusnita, 2003 [online] dokumen “ Tahapan-tahapan Kultur Jaringan” tersedia di www.kultujaringan.blogspot.com diunduh pada sabtu 20 November 2010, pukul 17.00 WIB
Materi yang di sampaikan Dosen pengajar Pengantar  Kultur Jaringan Tanaman Subkultur dan pemeliharaan tanaman in vitro yaitu bapak Ir. Heru Sugito, MP dan Ibu Wangi Satutik,SP.

No comments: