i'm young lady , actually I'm simple person , think green nd always hopefully that's it __:)*_*
Sunday, February 7, 2010
anatomi daun (botani task adyra)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
• Dari segi morfologi dan anatomi, daun merupakan organ yang sangat bervariasi.
• Semua bentuk daun yang terdapat pada suatu tumbuhan disebut phyllome.
Daun : organ fotosintetik utama pada tumbuhan.
Katafil : sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh dibawah tanah.
Fungsi: pelindung atau penyimpan cadangan makanan.
Hypsophyll : tipe daun pelindung bunga (braktea), berfungsi sebagai pelindung. Hypsophyll berwarna menyala memiliki fungsi seperti mahkota bunga.
Kotiledon : yaitu daun pertama pada tumbuhan
• Secara umum daun terdiri atas : pangkal daun , helai daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus)
• Pada beberapa tumbuhan dikotil, pada pangkal daun sering kali ditemukan adanya stipula, yang tumbuh dari primordial daun.
• Fungsi utama stipula pelindung daun muda yang sedang berkembang.
• Pada sebagian besar tumbuhan monokotil dan beberapa dikotil umbelliferae dan polygoneceae, pangkal daun melebar membentuk seludang atau pelepah yang mengelilingi buku (nodus)> okrea.
• Pada graminae diantara pelepah dan helai daun terdapat tonjolan yang bening atau berupa rambut disebut sebagai ligula (lidah daun).
Histologi daun
Gambar 1. Penampang melintang daun monokotil
Gambar 2. Penampang melintang daun dikotil
Tiga sistem jaringan pada sayatan melintang daun tumbuhan dikotil (a) dan
sayatan membujur yang memperlihatkan epidermis bawah dengan
stomatanya (b).
Daun tersusun atas beberapa system jaringan yaitu:
1.Jaringan dermal atau pelindung
Jaringan epidermis
Epidermis pada daun bervariasi dalam hal jumlah lapisan, struktur, susunan stomata , bentuk trikoma dan kehadiran sel-sel yang terspesialisasi.
Fungsi: proteksi dan pertukaran gas.
Kerapatan stomata pada daun dipengaruhi oleh:
1. Temperature, kelembaban dan intensitas cahaya disekitar tumbuhan.
2. Konsentrasi co2 di udara sekitar daun > konsentrasi co2 berbanding terbalik dengan jumlah stomata.
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah
1. Epidermis atas> permukaan / sisi adaksial
Terdiri atas satu lapisan sel yagn memiliki hanya sedikit kloroplas atau tidak ada sama sekali.
Sel terlihat transparan sehingga memungkinkan cahaya matahari menembus lapisan sel tersebut.
Permukaan atas ditutupioleh kutikula yang berfungsi untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun.
2. Epidermis bawah > permukaan / sisi abaksial
Pada umumnya sebagian besar stomata terdapat pada epidermis bawah.
Sel penutup berbeda dari sel epidermis lainnya dalam hal bentuk dan kehadiran kloroplas. Sel penutup berfungsi untuk mengatur membuka dan menutupnya stomata > mengendalikan peretukaran gas.
2.Jaringan dasar
Mesofil
Merupakan jaringan parenkimatis yang terdapat diantara epidermis.
Mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang mengandung klorofil.
Pada beberapa tumbuhan, terutama tumbuhan dikotil , mesofill terbagi menjadi:
Palisade / jaringan tiang:
Sel memanjang berbentuk batang tersusun dalam barisan, tegak lurus permukaan daun. Terdiri dari satu atau beberapa lapis sel yang mengandung kloroplas.
Jaringan palisade terspesialisasi untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.
Terdapat tepat dibawah epidermis, umumnya pada sisi adaksial > daun dorsivental / bifacial.
Pada tumbuhan xeromorf (hidup pada kondisi kering) , palisade terdapat pada kedua sisi / permukaan daun > daun isolateral / isolabilateral.
Jaringan spons / jaringan bunga karang
Bentuk : isodiametris atau memanjang sejajar permukaan daun.
Lokasi : dibawah jaringan palisade
Memiliki lobus yang menghubungkan satu sel spons dengan sel lainnya.
Fungsi utama : penyimpanan gula dan asam amino yang disintesis di lapisan palisade.
Membantu proses pertukaran gas.
Pada siang hari sel-sel bunga karang mengeluarkan o2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil co2 dari lingkungan.
Pada beberapa tumbuhan, jaringan mesofil tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisadedan spons > daun unifacual.
Pada daun myang memilliki palisade dan spons , kloroplas banyak ditemukan pada palisade.
>> bentuk dan susunan sel pada palisade memungkinkan kloroplas terlokalisasi pada posisi yang paling strategis untuk menyerap cahaya matahari secara maksimum
Peningkatan efesiensi fotosintesis juga ditentukan oleh adanya ruang anltar sel pada mesofil, yang memfasilitasi pertukaran gas secara cepat.
Area permukaan sel yang bebas dari kontak dengan sel lain pada sel- sel palisade juga merupakan factor yang menentukan tingginya efesiensi fotosintesis dan jarinagn ini
3. Jaringan pengangkut / pembuluh
Jaringan pembuluh pada daun terdapat pada urat daun
Pada Angiospermae, tipe urat daun utama adalah urat ,daun jala/ ‘reticulate’ (umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil) dan urat daun sejajar (pada tu;mbuhan monokotil).
Pada daun yang memliki urat daun jala, urat daun berbeda ukuran tergantung tingkat percabangan
Urat / tulang daun utama, sekunder, tersier
Tulang daun utama umumnya terdapat dibagian tengah daun
Pada daun yang memiliki urat daun sejajar, tulang daun satu dengan yang lainya umumnya tidak dapat dibedakan, tulang daun memiliki ukuran yang hampir sama.
Pada urat/ tulang daun utama, jarinagan pembuluh dikelililngi oloh jaringan parenkim > seludang pembuluh
Perbedaan daun monocotil dan dikotil terutama terletak pad struktur pembuluh, pada irisan melintang terlihat sel-sel yang ukurannya sama, kecuali pada bagian tengah jaringan pembuluh. Bagian atas daun monokotil mempunyai dinding sel yang tipis yang bentuknya “bulliform” disebut sel bulliform. Fungsi sel ini mungkin berhubungan dengan pelipatan daun kearah dalam selama musim kemarau. Pada saat banyak air sel bulliform menggelembung sehingga daun membuka. Ketika sel bulliform kehilangan air daun melipat kedalam dan mengurangi transpirasi. Sel penjaga pada stomata daun monokotil seperti ‘dumbbell’ sedangkan pada daun dikotil seperti biji kacang panjang. Masing-masing sel penjaga pada daun monokotil berasosiasi dengan epidermis khusus yang disebut sel subsidiary.
Tulang-tulang daun yang mengandung berkas pembuluh tersebar di seluruh
mesofil. Satu berkas pembuluh terdiri dari xilem dan floem yang dikeliling i oleh sel-sel
parenkima berdinding tebal yang disebut dengan seludang pembuluh. Berkas pembuluh
yang terdapat pada daun tersambung secara kontinu dengan berkas pembuluh yang
terdapat pada batang. Hal ini memungkinkan tersalurkannya air dan mineral terlarut dari
tanah ke daun dan juga memungkinkan tersalurkannya hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tumbuhan lainnya. Pada tumbuhan C4, seludang pembuluh adalah tempat
terjadinya siklus Calvin dari proses fotosintesis.
Pada irisan melintang daun menggambarkan lapisan-lapisan jaringan yang berbeda-beda. Permukaan atas daun tertutup selapis sel tunggal yang menyusun epedermis atas, sel-sel penyusunnya agak transparan dan dapat dilalui cahaya ke sel-sel dibawahnya. Sel-sel ini juga mengeluarkan suatu zat yang transparan seperti lilin yang dinamakan kutin. Bahan ini membentuk kutikula yang berfungsi sebagai penghalang lembab di permukaan atas daun tersebut, jadi mengurangi hilangnya air dari daun.
Di bawah sel-sel epidermis atas tersusun satu atau lebih sel yang membentuk lapisan palisade. Sel-selnya berbentuk tabung dan tersusun sedemikian sehingga sumbu panjang tegak lurus pada pada bidang daunnya. Setiap sel penuh dengan kloroplas, dan sel-sel inilah yang melakukan fotosintesis paling banyak di dalam daun. Panjangnya sel meningkatkan peluang cahaya memasuki sel dan diserap oleh kloroplas.
Di bawah lapisan palisade terdapat lapisan bunga karang, sel-selnya tidak beraturan bentuknya dan tersusun tidak rapat dan terisi sedikit kloroplas, fungsi utamanya sebagai penyimpan sementara molekul-molekul makanan yang dihasilkan sel-sel lapisan palisade. Selain itu juga membantu dalam pertukaran gas di antara sel-sel sekitarnya. Selama siang hari sel-sel ini mengeluarkan oksigen dan uap air ke ruang udara yang mengelilinginya. Ruang-ruang udara ini saling berhubungan dan akhirnya ke bagian luar daun melalui pori-pori khusus yang disebut stomata (tunggal disebut stoma).
Di dalam jaringan mesophyll terdapat pembuluh, yang terdiri dari pembuluh xylem dibagian atas dan phloem dibagian bawah. Kedua pembuluh pengangangkutan ini dikelilingi oleh sel (bundle sheath) yang tersusun oleh sel parenchym atau sclerenchym. Fungsi sel ini utamanya sebagai sel pendukung dan adakalanya sebagai tempat penyimpanan makanan sementara.
Sebagian besar sel-sel epidermis bawah menyerupai epidermis atas, tetapi disekitar setiap stoma terdapat dua sel berbentuk sosis yang dinamakan sel pelindung (guard cell), sel ini mengatur menutup dan membukanya stomata (mengendalikan pertukaran gas antara daun dan atmosfer.
Proses hubungan struktur dan fungsi di dalam daun berlangsung melalui proses difusi, iimbibisi dan osmosis. Difusi dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi sehingga menimbulkan tekanan difusi, yaitu bergeraknya molekul zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah, atau penyebaran zat dari daerah yang memiliki tekanan difusi besar ke daerah yang memiliki tekanan difusi rendah. Imbibisi di dalam tumbuhan di artikan sebagai kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Sedangkan osmosis adalah difusi molekul air melalui selaput pemisah atau berpindahnya molekul-molekul air dari tempat yang konsentrasi molekul airnya besar ke tempat yang konsentrasi molekul airnya rendah melalui selaput pemisah.
Karbon dioksida dari atmosfer masuk ke dalam daun melaui stomata dengan cara difusi, sedangkan air masuk ke dalam daun melalui pembuluh xylem. Karbon dioksida dan air masuk ke dalam kloroplast yang ada di mesofill (baik pada jaringan polisade maupun bunga karang) melalui sel dan ruang udara juga secara difusi. Begitu juga halnya dengan oksigen hasil fotosintesis keluar dari sel mesofil ke udara melalui stomata juga terjadi secara difusi (CO2 dan O2) sebelum keluar terlarut dalam lapisan air pada permukaan sel.
Di dalam daun selain berfungsi sebagai tempat terbesar terjadinya fotosintesis juga berfungsi sebagai alat transpirasi. Hilangnya air dalam bentuk uap disebut transpirasi, bila yang keluar berbentuk cairan disebut gutasi (umumnya terjadi pada malam hari). Penguapan sebagian besar keluar melalui stomata, sedangkan penguapan yang melalui kutikula diperkirakan hanya 3 %. Kehilangan air dalam bentuk uap tersebut bisa terjadi ketika stomata membuka pada proses pertukaran zat (CO2 dan O2). Pada musim kemarau yang panas transpirasi berfungsi sebagai pendingin, dimana sejumlah air diuapkan dan pada saat yang sama mengambil air dari dalam tanah, sehingga terjadi aliran air yang dapat tetap menjaga kestabilan suhu di dalam tubuh tanaman. Keuntungan yang lain pengambilan air dari dalam tanah juga akan diikuti oleh mineral-mineral yang terlarut yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.
Stomata selalu membuka pada saat terjadinya fotosintesis dan menutup pada malam hari, membuka dan menutupnya stomata diatur oleh sel penjaga yang melindunginya. Ketika air masuk ke dalam sel penjaga dari sel-sel di sekitarnya, sel penjaga menggelembung dan menyebabkan terbukanya stomata. Sebaliknya ketika air meninggalkan sel-sel penjaga, sel penjaga mengkerut sehingga stomata menjadi tertutup. Membuka dan menutupnya stomata juga secara alami dipengaruhi oleh lingkungan yaitu gelap dan terang, termasuk faktor konsentrasi CO2. Konsentrasi CO2 yang rendah menyebabkan stomata membuka kendatipun dalam keadaan gelap. Selain itu kekurangan air (water stress) juga menyebabkan membuka dan menutupnya stomata. Membuka dan menutupnya stomata karena rangsang gelap dan terang, umumnya dikendalikan oleh faktor hormon tanaman.
FUNGSI DAUN
* Tempat terjadinya fotosintesis.
Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Reaksi fotosintesis dalam daun 6Co2+6H2O Klorofil C6H12O6 + 6CO2, dari hasil fotosintesis dihasilkan glukosa.
* Sebagai organ pernapasan
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun).
* Tempat terjadinya transpirasi.
* Tempat terjadinya gutasi.
* Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun)
TRANSPIRASI
Mekanisme transpirasi
Stoma (tunggal) atau mulut daun, sebagian besar transpirasi berlangsung di bagian ini. Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer.
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah.
Transpirasi menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar ke daun melalui xilem.
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis pada tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Proses fotosintesis
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh
Friday, January 22, 2010
MAN ORDO OLEALES (MELATI)
1. SEJARAH SINGKAT
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Italia melati
2. JENIS TANAMAN
Diantara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
* Kingdom : Plantae
* Divisi : Spermatophyta
* Subdivisi : Angiospermae
* Kelas : Dicotyledonae
* Ordo : Oleales
* Famili : Oleaceae
* Genus : Jasminum
* Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait..
Jenis, Varietas dan Ciri-ciri penting (karakteristik) tanaman melati adalah sebagai berikut:
1. Jasmine sambac Air (melati putih, puspa bangsa)
2.Jasmine multiflora Andr (melati hutan:melati gambir, poncosudo, Star Jasmine, J,. pubescens willd).
3.Jasmine officinale (melati
4. Jasmine rex (melati Raja, King Jasmine).
5. Jasmine parkeri Dunn (melati pot).
6. Jasmine mensyi (Jasmine primulinum, melati pimrose).
7. Jasmine revolutum Sims (melati Italia)
8. Jasmine simplicifolium ( melati
9. Melati hibrida. Bunga pink dan harum.
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain:
1. Jasmine. Sambac (melati Putih), antara lain varietas: Maid of Orleans, Grand Duke of Tuscany, Menur dan Rose Pikeke
2. Jasmine. multiflorum (Star Jasmine)
3. Jasmine officinale (melati Gambir)
3. MANFAAT TANAMAN
Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur, bahan industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum teh.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia Pusat penyebaran tanaman melati terkonsentrasi di Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
2. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat C,
3. Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
4. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar matahari.
5.2. Media Tanam
1. Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol dan andosol.
2. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
3. Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1. Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
1. Penyiapan tempat semai:
* Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
* Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
* Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
2. Pemeliharaan bibit stek:
* Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
* Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
* Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
* Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Pembukaan Lahan
1. Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
2. Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
2. Pembentukan Bedengan
Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
3. Pengapuran
Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
4. Pemupukan
Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam
Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate
2. Pembuatan Lubang Tanam
Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
3. Cara Penanaman
Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman.
Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
2. Penyiangan
Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
4. Pemupukan
Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
5. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
6. Waktu Penyemprotan Pestisida
Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.
7. Lain-lain
Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati, seperti varietas Grand Duke of
7.
Tanaman melati tidak luput dari gangguan
1. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami
* memasukan, memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh alami
* mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar/menggunakan pestisida selektif.
2. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:
* penggunaan bibit sehat
* sanitasi kebun
* pemupukan berimbang
* pergiliran tanaman yang baik
* penggunaan tanaman perangkap
3. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.
7.1.
1. Ulat palpita (Palpita unionalis Hubn) :
*
* Pengendalian: dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang berat dan menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, misalnya Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron 500 EC .
2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials) :
*
* Gejala: menyerang tanaman melati dengan cara menggerek/melubangi bunga sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang terserang menjadi rusak dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
* Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC, Cascade 50 EC/Lannate L .
3. Thips (Thrips sp) :
* Thrips termasuk ordo Thysanoptera dan famili Thripidae.
* Gejala: menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun, terutama daun-daun muda (pucuk).
* Pengendalian: dilakukan dengan cara mengurangi ragam jenis tanaman inang di sekitar kebun melati dan menyemprotkan insektisida yang mangkus : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC/Dicarzol 25 SP .
4. Sisik peudococcus (Psuedococcus longispinus) :
*
* Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
* Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Bassa 500 EC/Nogos 50 EC.
5. Ulat nausinoe (Nausinoe geometralis) :
*
* Ciri: ngengat berwarna coklat dengan panjang badan rata-rata 12 mm dan panjang rentang sayap kurang lebih 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
* Gejala: menyerang daun tanaman melati identik (sama) dengan serangan ulat P. unionalis.
6.
*
* Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, seperti Perfekthion 400 EC/Decis 2,5 EC.
7.2. Penyakit
1. Hawar daun :
* Penyebab: cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn.
* Gejala: menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
2. Hawar benang (Thread Blight) :
* Penyebab: jamur Marasmiellus scandens (Mass).
* Gejala: menyerang bagian cabang tanaman melati.
3. Hawar bunga (Flower Blight) :
* Penyebab: cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp dan Phoma sp,.
* Gejala: bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
4. Jamur upas :
* Penyebab: jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini menyerang batang dan cabang tanaman melati yang berkayu.
* Gejala: terjadi pembusukan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp. dan Meliola jasmini Hansf. et Stev. Gejala serangan capnodium adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5. Bercak daun :
* Penyebab: jamur Pestaloita sp.
* Gejala: bercak-bercak berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.
6. Karat daun (Rust) :
* Penyebab: ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze).
* Gejala: pada permukaan daun yang terserang tampak bercak-bercak kemerah-merahaan dan berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang daun-daun yang tua.
7. Antraknosa :
* Penyebab: jamur Colletotrichum gloesporoides.
* Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik-bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back).
8. Penyakit lain :
* Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito, penyebab abnormilitas perakaran tanaman. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk menjadi kaku.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga sudah besar (maksimal) dan masih kuncup / setengah mekar. Produksi bunga melati di Indoensia masih rendah yakni berkisar antara 20-25 kg/hektar/hari. Tanaman melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya berlangsung selama 12 minggu (3 bulan).
8.2. Cara Panen
Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar matahari tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.
8.3. Periode Panen
Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya, produksi bunga akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi
8.4. Prakiraan Produksi
Produksi bunga melati paling tinggi biasanya pada musim hujan, di Jawa Tengah, panen bunga melati pada musim kemarau menghasilkan 5–10 kg/hektar, sedangkan panen pada musim hujan mencapai 300-1.000kg/ha. Data produksi bunga melati di
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di tempat terbuka bunga melati akan cepat layu untuk mempertahankan/memperpanjang kesegaran bunga tersebut dihamparkan dalam tampah beralas lembar plastik kemudian disimpan di ruangan bersuhu udara dingin antara 0-5 derajat C.
9.2. Lain-lain
Salah satu produk pengolahan pascapanen bunga melati adalah Jasmine Oil.
1. Minyak melati istimewa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan pelarut ether minyak bumi, sebagai bahan
2. Minyak melati biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan pelarut benzole, sebagai bahan
3. Minyak pomade istimewa, yakni minyak yang diperoleh dengan teknik enfleurage bunga melati, sebagai bahan
4. Minyak pomade biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati bekas enfleurage, sebagai pewangi teknis.
Teknik enfleurage disebut teknik olesan. Prinsip kerja ekstraksi bunga melati dengan teknik olesan adalah sebagai berikut:
1. Oleskan lemak muri pada permukaan kaca tipis.
2. Letakan bunga melati yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca .
3. Simpan kaca tipis bersama bunga melati dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat dari plastik, kayu/logam tahan karat.
4. Biarkan bunga melati selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
5. Bunga melati yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan bunga-bunga baru/masih segar.
6. Lakukan cara tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan hingga lemak dipenuhi minyak wangi bunga melati.
Teknik ekstraksi minyak melati dapat dilakukan dengan teknik tabung hampa.
1. Masukan bunga melati segar ke dalam tabung, kemudian alirkan bahan pelarut (alkohol, ether, chlorofrom, ecetone, lemak murni, ether minyak bumi) secara berkesinambungan.
2. Salurkan cairan ekstrak yang mengandung bahan pelarut dan unsur-unsur bunga melati ke tabung hampa udara yang dipanaskan sekedarnya untuk menguapkan bahan pelarut. Uap pelarut diallirkan kembali ke kondensor agar menjadi cairan.
3. Tambahkan ethanol ke dalam unsur bunga melati. Unsur bunga melati biasanya berupa lilin padat (concrete) yang masih mengandung zat pewarna, damar dan unsur lain yang tidak menguap.
4. Campurkan minyak tadi dengan alkohol kemudian saring kembali untuk menghilangkan kandungan damar.
5. Lakukan penyulingan absolut dengan menggunakan sthlene glycol penyinaran dengan sinar ultra violet untuk menghilangkan zat pewarna.

Lyrics I'm Yours - Jason Mraz :
well you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
now I'm trying to get back
before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
and nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some
I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours
well open up your mind and see like me
open up your plans and damn you're free
look into your heart and you'll find love love love love
listen to the music of the moment babay sing with me
we're just one big family
and It's our God-forsaken right to be loved love loved love loved
so I won't hesitate no more, not yours
it cannot wait I'm sure
there's no need to complicate
our time is short
this is our fate, I'm yours
well open up your mind and see like me
open up your plans and damn you're free
look into your heart and you'll find love love love love
listen to the music of the moment babay sing with me
we're just one big family
and It's our God-forsaken right to be loved love loved love loved
so I won't hesitate no more, not yours
it cannot wait I'm sure
there's no need to complicate
our time is short
this is our fate, I'm yours
well open up your mind and see like me
open up your plans and damn you're free
look into your heart and you'll find love love love love
listen to the music of the moment babay sing with me
we're just one big family
and It's our God-forsaken right to be loved love loved love loved
so I won't hesitate no more, not yours
it cannot wait I'm sure
there's no need to complicate
our time is short
this is our fate, I'm yours
scooch on over closer dear
and i will nibble your ear
I've been spending way too long checking my tongue in the mirror
and bending over backwards just to try to see it clearer
but my breath fogged up the glass
and so I drew a new face and laughed
I guess what I'm be saying is there ain't no better reason
to rid yourself of vanity and just go with the seasons
it's what we aim to do
our name is our virtue
but I won't hesitate no more, no more
it cannot wait I'm yours
well open up your mind and see like me
open up your plans and damn you're free
look into your heart and you'll find that the sky is yours
please don't, please don't, please don't
there's no need to complicate
cause our time is short
this oh this this is out fate, I'm yours!